Amitai Etzioni" new normal'
Pemikiran Amitai Etzioni kenormalan baru
Nama : Teguh Bashori
NIM : 20107020002
Seorang sosiolog lahir pada tahun 1929 di Cologne,Jerman.Mendalami pemikiran dengan melanjutkan pendidikan di Universitas Ibrani ,Jerussalem ,Universitas California,dan bekerja di Universitas Columbia
.Amitai Etzioni bekerja sebagai Profesor Sosiologi di Universitas Columbia selama 20 tahun; beliau adalah seorang sarjana tamu di Brookings Institution pada tahun 1978 sebelum menjabat sebagai Penasihat Senior Gedung Putih untuk urusan dalam negeri Memasuki tahun 1990, ia mendirikan Jaringan Komunitarian, sebuah organisasi nirlaba, non-partisan yang didedikasikan untuk menopang fondasi moral, sosial dan politik masyarakat.
Tokoh Amitai Etzioni merupakan orang pertama yang membahas mengenai kenormalan baru,new normal.
Mengacu pada kejadian resesi sebeludian tersebut menunjukkan bahwa ada harapan besar untuk mengubah perilaku kehidupan mereka menjadi new normal.
Mendalami secara ringkas ,orang Amerika bisa menyimpulkan dan menyadari
Secara singkat dalam menghadapi era baru orang Amerika sebagian
Sadar bahwa adanya gaya hidup yang bmadanaya krisis keuangan global GFC, yakni pada tahun 1990-1991 dan 2002, pola konsumerisme yang sebelumnya sangat kental dan ada upaya untuk mendefinisikan kembali apa yang membuat hidup menjadi baik.
Amitai Etzioni menunjukkan tidak adanya hubungan positif antara status sosial ekonomi dan kebahagiaan. Jika dilihat kenyataannya seringkali tingkat kebahagiaan ditemukan memiliki derajat yang cenderung sama pada kelas ekonomi yang berbeda, terkecuali orang yang sangat miskin dengan kecenderungan kurang bahagia yang lebih besar dibandingkan dengan kelas ekonomi yang lebih mapan. Laju pertumbuhan ekonomi telah melambat sejak pertengahan 1970-an, kebahagiaan orang Amerika dilaporkan juga cenderung sangat stabil baik pada periode pertumbuhan tinggi dan pertumbuhan rendah. Etzioni pada akhirnya berkesimpulan jika sebagian besar orang Amerika mulai menyadari adanya gaya hidup yang berbeda dari pola konsumerisme yang sebelumnya sangat kental dan ada upaya untuk mendefinisikan kembali apa yang membuat hidup menjadi baik.
Menurut saya pribadi proses adaptasi yang terjadi atas kondisi krisis sebagai hal yang wajar, dan itu ditunjukkan dari argumentasi Best yang sebenarnya dalam data rentang waktu, tidak bisa dipastikan bahwa perubahan yang terjadi karena terjadi krisis ekonomi
Jika dihunungkan dengan peristiwa saat ini pada krisis COVID-19 yang tengah terjadi saat ini dan mulai digemborkannya new normal sebagai sebuah hal yang harus dilakukan masyarakat, tentu hanya sebagai sebuah pemaknaan semu. Karena sejatinya ketika new normal diletakkan pada keharusan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, karena kondisi kesehatan yang tidak baik, Lantas kemudian apa yang disebut kebiasaan lama ketika muncul istilah new normal pada kondisi pandemi
Kata kebiasaan baru new normal hanya menjadi sebatas tagar tanpa makna yang mendalam. Karena dunia saat ini telah memasuki era media sosial yang butuh hashtag, jargon, dan caption sebagai “click bait”. Arti sebuah frasa tidak begitu utama, yang penting adalah mudah diingat dan populer di kalangan masyarakat.
Daftar Pustaka
Best, Joel. 2011. What’s New? What’s Normal?, dalam Sociological Forum, Vol. 26, No. 4, December 2011,
Komentar
Posting Komentar